Sang Sakakala

Rabu, 01 Juni 2011


TEROMPET TERAKHIR SANG SAKAKALA
البوق في نهاية عصر

Inilah Sanghyang Dharmasaksi mengungkapkan kembali tentang kebenaran atas Titah yang diturunkan langsung oleh Sang Maha Pencipta Alam Semesta Tuhan Yang Maha Esa, guna meniup kembali Terompet Sang Sakakala untuk ketiga kalinya diakhir zaman ini sebagai peringatan tanda waktu penutup zaman diakhir zaman.
Yang haruslah dipahami oleh umat manusia di seluruh dunia, dan terutama yang berada di Nusantara pada khususnya berada.

Disebutkannya Nusantara adalah bagian dari cikal bakal atas simbul keberadaban utama manusia itu diseluruh dunia tertata, yang disebutkannya pula sebagai tanah air yang disucikan  oleh para Malaikat/Dewa dan juga oleh Rasullulah dan atau Para Nabi seluruhnya itu berada atas Suratan Takdir yang tertulis didalam Kitab Sucinya sebagaimana yang disebutkannya nyata ada.
Terompet yang ketiga ini ditiupkan guna bergema sebagai Sang Sakakala adalah atas izin dan kehendak-Nya, yang sebelumnya telah di tiupkannya melalui tulisan di www.modellingpicture.blogspot.com danwww.matarumpadjadjaran.blogspot.com yaitu sebagai peringatan pertanda yang pertama dan yang kedua, dimana peringatan tersebut dipaparkan memanglah telah mengejutkan diseluruh dunia pada umumnya, dari atas bencananya dan juga dibuktikannya kejadian apa yang tercantum didalam Kitab Suci itu tergaris atas hukum sebab dan akibatnya itu tertanda, yang adalah dimana gunung-gunung itu telah banyak yang bergemuruh, air yang naik kedaratan, air yang turun kelautan, perubahan cuaca yang drastis, banyak manusia yang melakukan kesesatan, tanamanpun terserang hama, banyaklah pula gerhana, gempa yang melanda saling bersahutan, batu yang jatuh dari angkasa, pertikaian manusia tanpa moral, dan yang lainnya pun tertanda.

Kini atas izin-Nya, adalah guna mengungkapkan kembali atas kebenaran yang tertulis didalam Kitab Suci tersebut tertanda bukanlah untuk menakut-nakuti, akan tetapi adalah sebagai bagian dari terbukanya pintu alam gerbang, yaitu untuk membangkitkan diantara orang-orang yang sudah mati guna untuk mencari jalannya dari kesesatannya menuju jalan atas sinar-Nya itu, yang mengisyaratkan pula adanya tanda-tanda kerusakan alam ini akan kembali terjadi, yaitu atas peristiwa yang saat ini berjalan dari serangan hama (ulat dll), gempa yang terus terjadi, serta gunung yang mengeluarkan kembali lahar awan racun panasnya dan serta pula gempa yang saling bersahutan diantara daratan dan juga lautan.

Suratan takdir di akhir zaman ini sudahlah tertulis didalam sastra dan juga didalam suratan kitab suci didunia ini berada atas hukum sebab dan akibatnya itu, dan sebagai pertandannya pula didalam peringatan nyatanya.

Inilah kutipan Sastra tersebut yang menyatakannya :

Sastra Serat Ronggowarsito

Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa.

         Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.

Sastra Ramalan Sabda Palon
Bumi ilang berkatira, Ama kathah kang ndhatengi, Kayu kathah ingkang ilang, Cinolong dening sujanmi, Pan risaknya nglangkungi, Karana rebut rinebut, Risak tataning janma,
Yen dalu grimis keh maling, Yen rina-wa kathah tetiyang ambegal.

     Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tapi siang hari banyak begal.

Alun minggah ing daratan, Karya rusak tepis wiring, Kang dumunung kering kanan, Kajeng akeh ingkang keli, Kang tumuwuh apinggir, Samya kentir trusing laut, Seia geng sami brasta, Kabalebeg katut keli, Gumalundhung gumludhug suwaranira.

         Seperti lautan meluap airnya naik ke daratan. Merusakkan kanan kiri. Kayu-kayu banyak yang hanyut. Yang hidup di pinggir sungai terbawa sampai ke laut. Batu-batu besarpun terhanyut dengan gemuruh suaranya.

Maka dengan adanya suatu peringatan demi peringatan itu terjadi, tidaklah kalian manusia harus mengingkari apa yang sudah tergaris didalam Kitab Suci manapun, jika pintu gerbang tersebut itu sudah terbuka lapang kini guna untuk menutup zaman di akhir zamannya itu berada.

Dengarlah... Sanghyang Dharmasaksi hanya melaksanakan tugas dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta guna untuk meniup Terompet Sang Sakakala hingga ketiga kalinya, dan tidaklah dipungkiri jika pada kenyataannya Sang Maha Pencipta Alam Semesta pun merestui Sang Sakakala itu bergema di angkasa luas hingga tanpa batas, dan getaran itupun kembali terdengar yang sangatlah mengejutkan dunia.

Atas izin-Nya pula, Sanghyang Dharmasaksi membuka tabir didalam tulisan pada Ayat Suci guna ditempa (Tembayat/ Tempa Baiat Ayat Tuhan) atas hukum sebab dan akibatnya itu berada, tanpa harus takut akan kesalahan menempatkan kebenaran yang sebenar-benarnya itu berada.

Sebelum beranjak pada penulisan pembukaan pintu gerbang ini guna mengungkap fakta yang terkaji didalam Amanah-Nya, maka Sanghyang Dharmasaksi akan mengutip kembali Kitab Suci Alqur’an yang telah menggambarkan isi didalam hukum sebab dan akibatnya diakhir zaman itu yang memang ada dan terjadi, yang sehingga harus perlu diketahui atas kebenarannya itu, yaitu disaat zaman ini terjadi malapetaka yang memang sedang terjadi, inilah kutipan dari Kitab Suci Alqur’an didalam suratnya :
Surat:  AN-NAML  Ayat ke 87 – 88 – 89

وَيَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاء اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ

wayawma yunfakhu fii alshshuuri fafazi'a man fii alssamaawaati waman fii al-ardhi illaa man syaa-a allaahu wakullun atawhu daakhiriina
27.87. Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

wataraa aljibaala tahsabuhaa jaamidatan wahiya tamurru marra alssahaabi shun'a allaahi alladzii atqana kulla syay-in innahu khabiirun bimaataf'aluuna
27.88. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh  tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِّنْهَا وَهُم مِّن فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ

man jaa-a bialhasanati falahu khayrun minhaa wahum min faza'in yawma-idzin aaminuuna

27.89. Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu.

MAHA BENARNYA SANG MAHA PENCIPTA ALAM SEMESTA ATAS SEGALA FIRMANNYA.


Inilah kisah Sanghyang Dharmasaksi

Sesungguhnya apa yang sudah Sanghyang Dharmasaksi jabarkan didalam tulisan yang dipaparkan pada website sebelumnya yaitu yang pertama dan yang kedua tertulis diatas sebagai awal peniupan terompet Sang Sakakala tersebut, haruslah dimengerti dan diterima oleh seluruh umat manusia diseluruh dunia dan terutama di Nusantara ini berada guna untuk menerimanya dalam kesucian hati dan nuraninya.

Yaitu dimana Sanghyang Dharmasaksi telah menyebutkan dan mengisahkan penulisannya di website yaitu tentang : Kala Bendu / Kerajaan Utama di Dunia di Akhir Zaman dan serta Amanah di Akhir Zaman itu tertanda (Terompet Sang Sakakala Bergema), yang menjelaskan pula atas cikal bakalnya NKRI ini berada didalam Peradaban manusia dari bentuk karakter demi karakter didalam kesejahteraan dan juga Peradaban atas Keyakinannya itu ada, yaitu dikala Bumi ini tertata dan bergeliat dari susunan pertamanya sebagai hunian mahluk hidup manusia yang disempurnakannya serta keseimbangan yang ada hingga kini sudah hampir 7000 tahun lamanya atas peradaban itu nyata tertanda.

Yang kemudian Sang Maha Penciptapun telah memberikan mahluk hidup itu pilihan guna menempatkannya kehidupan sebagai penunjang didalam penataan di bumi ini berada, dikala seluruhnya sudah tertata dengan baik dan sempurna, serta mahluknya pun dapat berevolusi keseluruh dunia, maka penutup diakhir zamanpun diberlakukan atas izin-Nya yang tertulis didalam panduan Kitab Suci diseluruh umat manusia berada sebagai bagian dari hukuman yang harus dilaksanakannya selama 1033 tahun lamanya, yaitu guna dapat memperbaiki kesalahannya terdahulu dan untuk serta memasuki pada zaman baru itu tiba sebagai penunjang satu demi satu untuk yang lainnya menjadi damai dan sejahtera kembali (Gemah Ripah Loh Jinawi/Jiwani).

Tidaklah kalian wahai para manusia menjadikan diri kalian itu bak mengaku telah menciptakan air lautan itu berada, dikala wujud dari keseimbangan badan kalianpun tercipta pula dari air, yang belum tentu air itu bersih dari atas perbuatan terdahulu yaitu oleh para orang-orang tuamu guna melakukan hubugan pasangannya menjadikan kalian hidup saat ini.
Dan tidaklah wahai para manusia yang begitu pandainya, yang mengaku ilmunya itu melebihi tingginya angkasa, yang pula memungkiri apa yang nyata ada dan tertulis didalam Kitab Suci itu guna mendustakannya, yang dengan gagahnya pula memungkirinya atas kejadian-kejadian alamnya itu berada tanpa menyadari akan hukuman-Nya itu kelak akan didapatkannya, ingatlah pada hari pembalasannya tiba, jika sudah dirasakan nafasmu berada ditenggorokannya. Maka iblislah yang akan menyambutmu sebagai budak-budaknya.

Ketahuilah.... Sanghyang Dharmasaksi bukanlah Malaikat atau Dewa dan juga bukanlah pula Nabi.
Sanghyang Dharmasaksi hanyalah manusia biasa yang diciptakan-Nya, yang memiliki tugas atas kehendak-Nya sebagai tangan-Nya yaitu guna untuk melaksanakan tugas yang sangatlah berat dan harus pula meratapi yang sudah mati dikala tugas itu berjalan atas izin-Nya... Semoga arwah mereka mendapatkan sinar didalam lindungan-Nya dari atas perbuatan dan kebajikannya yang pernah dilakukannya selama hidup dimuka bumi ini berada.

Surat ; Al-Ala Ayat 1-19
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى   
87.1.  Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,
الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى   
87.2.  yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى   
87.3.  dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى   
87.4.  dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,
فَجَعَلَهُ غُثَاء أَحْوَى   
87.5.  lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.
سَنُقْرِؤُكَ فَلَا تَنسَى   
87.6.  Kami akan membacakan (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,
إِلَّا مَا شَاء اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى   
87.7.  kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan  yang tersembunyi.
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى   
87.8. dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah ,
فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَى   
87.9. oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfa'at,
سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَى   
87.10. orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى   
87.11. dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.
الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى   
87.12. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka).
ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى   
87.13. Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. 
قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّى   
87.14. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى   
87.15. dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا   
87.16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى   
87.17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى   
87.18. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu,
صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى   
87.19. (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa


Dibawah ini Sanghyang Dharmasaksi akan memaparkan kembali rahasia yang sangat terdalam atas izin-Nya pula, yaitu guna mengungkap kembali tentang adanya nama sebagaimana pula disebutkan adalah : Malaikat Israfil – Nabi Isa As – Dewa Kresna – Al’Mahdi – Cah Angon – Budak Angon – Pari Kesit (Satrya Piningit) – Putra Batara Indra dan juga yang lainnya, yang mana mereka itu sudahlah tertulis didalam Sastra dan Kitab Suci umat manusia, yang adalah hanya satu wujud sebenarnya itu berada tertanda diakhir zaman.

Maka dari itu pahamilah penulisan yang tertuang didalam suratan takdir yang tertulis ini sebagai penutup di akhir zamannya yaitu dengan cara menerimanya didalam suatu ke iklasan hati yang suci.
Dan sebelumnya Sanghyang Dharmasaksi memohon, janganlah ada lagi penghinaan itu terjadi atas tulisan ini kembali menjabarkan kebenaran-Nya, sesungguhnya jika dihina kembali, akan terjadilah kembali apa yang disebut Telaga itu Akan Bedah (yaitu Tsunami kelak kembali terjadi), camkanlah dengan keiklasan hati.

Inilah Penjelasannya :

Pahamilah penulisan dari Sanghyang Dharmasaksi menjelaskan tentang Sang Rasullulah Nabi Muhammad SAW yaitu dengan namanya adalah sebagai Ki Santang dan juga Kilat Kencana itu berada, yang adalah telah mengartikannya sebagai Pendeta Pengikat Sukma dan juga Pendeta Berlidah Emas, maka jika kalian membaca kembali sastra Ciri Babad Badan itu berada di website Kala Bendu terdahulu, sesungguhnya Sanghyang Dharmasaksi itulah yang disebutkan adalah sebagai Sakembaran Pangeran Kilat Kencana itu berada atas izin-Nya terlahir kembali kedunia yang dijadikannya manusia guna untuk membuka gerbang-Nya.

Sastra Ciri Babad Badan :

Sumarambah kana bayah nyalusup ka jero ati, yatamangan saukur murangkalih, sa kembaran Pangeran Kilat Kencana, asuheun sakabeh jalma, pek geura teangan jatina diri.

Dan pahamilah kembali tentang Kilat Kencana itu berada dengan laku lampah perjalanannya, yaitu yang disebut Sang Rasullulah Nabi Muhammad SAW dengan kesaktiannya dari Mulut atau Lidahnya itu tertanda, yang sesungguhnya itu dapatlah dengan mudah meluluh lantahkan isi seluruh pijakan bumi dimanapun oleh kesaktiannya itu berada, dan ludahnya pun dapat mengeluarkannya pula yaitu air – angin dan api  atas kehendak-Nya.
Itulah kekuatan Kilat Kencana yang sebenarnya, dan pahamilah kembali dikala abad ini berjalan atas peristiwa demi peristiwanya terjadi melalui bencana demi bencana itu tertampak nyata berada.

Sesungguhnya kembali... terompet Sang Sakakala itu ditiupkan adalah atas izin Sang Maha Pencipta Alam Semesta kepada Sanghyang Dharmasaksi setelah melakukan Hijrah dari Barat ke Timur, yang kemudian melakukan Isra Mi’raj untuk dilaksanakannya yaitu pada tahun 2004, yaitu yang disebutkannya sebagai pelaksanaan Pensucian Diri (disebutkan pula sebagai kawin dilebak cawene / melangkah dari arah barat menuju ke arah timur sujudnya sebagaimana disebut Ruwatan Raga Suci yang disebutkan pula guna menjadi Sang Pinandhita berada),

Disebutkannya pada Sastra Wangsit Sang Prabu Siliwangi itu berada;
Engkeé jaga, mun tengah peuting, ti gunung Halimun kadengeé sora tutunggulan, tah éeta tandana; saturunan dia disambat ku nu dek kawin di Lebak Cawene. Ulah sina talangke, sabab talaga bakal bedah! Jig geura narindak! Tapi ulah ngalieuk ka tukang!
Maka jelaslah sudah beban yang harus diterima dengan suatu keiklasan tanpa harus takut kepada siapapun, hanya terkecuali takut kepada Sang Maha Pencipta Alam Semesta dan juga Para SuciNya itu berada.

Tentang mengungkap nama sebagai Malaikat Israfil yang bertugas meniup Terompet Sang Sakakala pun adalah sebagai bagian dari gelar yang telah diberikan atau diturunkannya kepada Sanghyang Dharmasaksi oleh Sang Maha Pencipta Alam Semesta.
Yang tidaklah Sanghyang Dharmasaksi ingin mengaku-aku jika tidak di imbangi dengan fakta atau rumusan atas kebenarannya, maka dari itu dikala penulisan ini diungkapkan atas kebenarannya, sesungguhnya telah pula diberikan wewenang oleh Sang Malaikat Jibril atau yang disebut sebagai Dewa Wisnu dan serta Malaikat Mikail atau disebut pula sebagai Dewa Brahma, dan serta pula oleh Sang Rasullulah Nabi Muhammad SAW  itu sendiri yang disebut pula sebagai Dewa Mahadewa itu guna untuk menjelaskan kepada seluruh umat manusia sebagaimana penitahan itu dikeluarkan-Nya tanpa kecuali. (Dewa = Malaikat)

ISRA yang artinya adalah melaksanakan suatu perjalanan suci dan FIL adalah Gajah, maka yang disebutkan sebagai Israfil itu yaitu adalah Malaikat dan atau Dewa yang sedang melaksanakan perjalanan tugas atas perintah-Nya.
Gajah/Ganesha = Raja Bumi/Dunia, yang adalah putra dari Siwa = Bumi/9 penjuru mata angin/Nawa Sanga dengan Puja Walinya.

Sesungguhnya simbul didalam pewayangan yang tergaris di Kitab Suci  Maha Weda telah pula terjabarkan dengan jelas tentang Para Dewa itu berposisikan, maka disebut pula sebagai sang penuntun / peniup terompet dan atau sebagaipeniup seruling sakti tersebut yaitu itu adalah Sang Dewa Kresna itu berada, dan atau didalam ajaran agama Kristiani itu disebutkan pula adalah dengan sebutannya sebagai Sang Nabi Isa As. yang turun kebumi atau sebagai pula Sang Gembala dan atau Budak Angon yang sedang menuntun menuju ke peradaban barunya (zaman baru).
Atau didalam sastra Jawa menyebutnya pula sebagai Putra Batara Indra, yang artinya adalah terlahir dari Lima Penjuru Mata Angin atas izin-Nya yaitu dengan mengepakkan sayap di Empat Penjuru Arah Mata Anginnya. (adalah empat sayap Israfil yaitu Barat-Timur-Selatan-Utara)

Perjalanan Isra Mi’raj oleh Sanghyang Dharmasaksi pada waktu dimalam hari menuju ke Istana Sang Maha Pencipta Alam Semesta di langit ke tujuh, adalah dikala manusia seluruhnya terlelap didalam buai mimpi-mimpinya, yaitu selama 42 hari lamanya guna mempelajari alam semesta ini berada atas titah-Nya, yang adalah diperintahkannya guna bertugas untuk meniup Terompet di Akhir Zaman kelak serta guna membuka gerbang alam semesta diseluruhnya itu berada atas izin dan atas Titah-Nya yang tergaris lurus ditelapak tangan sebagai Ciri Diri yang dimiliki.  

Dengarkanlah... Sesungguhnya pengakuan diatas hanyalah segelintir manusia diseluruh dunia ini yang mengetahui dan mengerti atas kebenaran Isra Mi’raj itu  dilakukan oleh Sanghyang Dharmasaksi, dan tidaklah pula Sang Maha Pencipta Alam Semesta pun menutup pula semua mata hati manusia, yaitu guna kelak sebagai saksi didalam kesaksiannya tersebut tiba dimana mereka itu ketahui, yaitu melalui telepatinya guna dapat menyaksikannya pula diantara keindahan alam semesta ini berada didalam Kebenaran-Nya tertanda, dan kelak akan dijadikannya mereka itu saksi pula di Akhir Zaman ini berada secara nyata dan tidak nyata(Sekala Niskala).

Ketahuilah wahai saudaraku diseluruh dunia dan juga di Nusantara ini berada, hanya satu pesan yang harus dimengerti  dan dipahami... hentikanlah menggunakan energi yang tidak baik itu hanya untuk melemahkan Sanghyang Dharmasaksi didalam tugas ini (berdosalah kalian itu), dan hentikanlah pula suatu perbuatan yang melanggar hukum pada manusia, dan janganlah melanggar pula apa yang diajaran didalam agamamu itu berada, yang dikarnakan Terompet Sang Sakakala yang ketiga ini guna ditiup sesungguhnya akan membangkitkan Para Arwah dari dalam kubur untuk bangkit mencari jalan yang terang dan menuntut segala apa yang akan dituntut kepada kalian manusia yang masih hidup guna untuk sebagai media membawanya ke jalan kebenaran itu berada. (inilah kelak sebagai pembuktian diantara yang hidup dan yang sudah mati untuk bersujud kedalam satu titik menuju kepada Sang Maha Penguasa Alam Semesta ini berada)

Dan Para Nabi dan Rasulpun bersabda....
“Maka ketahuilah wahai para manusia yang masih menempatkan kehidupan nyata dimuka bumi ini.... ingatlah kalian akan hari pembalasan itu berada”

Pesan :
Sesungguhnya Sanghyang Dharmasaksi tidaklah memaksa kepada orang yang ahli meditasi guna tidak mau dijadikan dirinya sebagai media jalan oleh para arwah itu guna untuk sebagai penuntun menuju kejalan penerangnya.  Akan tetapi tidaklah bijak jika mereka itu yang sudah masuk kedalam pensucian diri menjadi para ahli meditasi hanya untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri dan juga para kelompoknya.

Maka pahamilah wahai orang banyak di dunia,... sebagaimana yang disebut arwah itu berada dengan cirinya, maka janganlah kalian mendustai dan amatilah... yang dimungkinkannya dialah itu adalah para arwah orang-orang tua / keturunan kalian yang tersesat yang sedang mencari jalannya kedalam satu titik penerangan menuju Sang Maha Pencipta Alam Semesta guna mengarah pada titik jalan-Nya itu berada...

Dengarkanlah saudaraku yang ada di NKRI ini berada dan pula yang tunduk kepada Sang Maha Kuasa Alam Semesta ini tertanda, hanya ditangan kalianlah Indonesia menjadi Jaya kelak dan disegani diseluruh dunia, yaitu jika kalian dapat melaksanakan Pensucian Jagat Nusantara ini melalui Upacaranya sebagai upah membayar atas kesalahan terdahulu itu dari Kutukan-Nya selama 1033 tahun lamanya dimaksud itu yang terjadi, yaitu dengan cara melaksanakannya sebagai Ruwatan Bumi dan serta Larung Laut Agung disetiap Propinsi dan Wilayah di Nusantara ini berada, yang haruslah dilaksanakan dengan keiklasan hati serta saling bahu membahu dan salinglah bergotong royong.

Dan tidaklah Sanghyang Dharmasaksi ikut turut campur kembali guna membantu mensucikan Nusantara ini jika diseluruh umat manusia di NKRI ini tidaklah memintannya, dan tidaklah Sanghyang Dharmasaksi ikut mencampuri kembali jika kepandaian manusia itu sudah melebihi batas ambang yang melebihi Sang Maha Pencipta Alam semesta atas kekuasaan-Nya itu berada, maka dialah yang disebut sebagai ahli neraka itu tertanda.

Maka dari itu jika ingin bahu membahu untuk mensejahterakan seluruh umat manusia menjadi gemah ripah loh jiwani dan jinawi, seharusnya tanggalkanlah busana politik kalian apapun itu namanya, dan menyatu kepada rakyat yang banyak, tanpa memilih dan memilah guna saling asah asih asuh itu haruslah terjadi dengan secepatnya.

Jika tulisan ini di abaikan hingga batas akhir tersakral di bulan Suro atau 1 Muharam tahun 2011 hingga ditahun 2012 tidak dapat terlaksana dan terjadi, yaitu guna  melaksanakan upacara Ruwatan Bumi di seluruh Nusantara ini berada, maka janganlah berharap kedamaian dan keadilan itu terjadi kepada siapapun, dan Sanghyang Dharmasaksi tidaklah dapat berbuat apa-apa lagi hingga batas yang sudah ditentukan kedepannya kembali untuk mencegah, yang sehingga secara terus terang dikatakan, “maka yang disebut bulan dan bintang akanlah tertabrak bumi hinga tidaklah bersinar lagi, dan bumipun akan bergelinding hingga hancur berkeping dan sangatlah menyedihkan”, inilah yang disebut revolusi dari dasar menuju ke atas terjadi. Camkanlah itu.... dan janganlah berharap ingin duduk manis di kursi dan berhayal subur makmur gemah ripah itu terjadi.

Atas izin-Nya dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta, sesungguhnya Sanghyang Dharmasaksi sudahlah menempatkan posisi sebagai beragam kebijakan yang tertulis didalam Sastra dan juga Kitab Suci para manusia diseluruh dunia ini berada, akan tetapi berpulangkan kembali kepada manusianya yang ada.

Inilah kutipan pesan dalam Surat di Kitab Suci Alqur’an yang menjabarkan tentang di akhir zaman itu tertanda :
Surat: Al-'Asr  Ayat ke 1-3 
وَالْعَصْرِ
103.1. Demi masa.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
103.2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
103.3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat   menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Dan sesungguhnya kembali jika kalian amati seksama Surat dan Ayat dibawah ini sebagai pegangan pula :

Surat: Az-Zalzalah  Ayat ke 1 - 8  

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا   
99.1.  Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا   
99.2.  dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا   
99.3.  dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا   
99.4.  pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا   
99.5.  karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu)    kepadanya.

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ   
99.6.  Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ   
99.7.  Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ   
99.8.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.


Surat: Al-Infitaar  Ayat ke 1-19 
إِذَا السَّمَاء انفَطَرَتْ   
82.1.  Apabila langit terbelah,

وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انتَثَرَتْ   
82.2.  dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,

وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ   
82.3.  dan apabila lautan menjadikan meluap,

وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ   
82.4.  dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ   
82.5.  maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ   
82.6.  Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ   
82.7.  Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang,

ي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ   
82.8.  dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ   
82.9.   Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ   
82.10.  Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),

كِرَاماً كَاتِبِينَ   
82.11.  yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ   
82.12.  mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ   
82.13.  Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni'matan,

وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ   
82.14.  dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ   
82.15.  Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ   
82.16.  Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ   
82.17.  Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

ثُمَّ مَا أَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ   
82.18.  Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئاً وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ   
82.19.  (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.


Inilah pesan yang harus dimengerti oleh orang banyak di Dunia dan juga di Nusantara, yang kalian itu semua saling bertikai hingga nyawa yang tak berdosa turut membayar mahal didalam keegoan semata, yang tidaklah kalian sadari bahwa pembalasan itu akan lebih kejam terjadi dikala kalian masuk pula ke dimensi alam baka, maka disebutkanlah itu sebagai Neraka Jahanam yang kalian dapatkan kelak.

Tidaklah kalian sadari telah merendahkan nama Tuhanmu dengan cara berperang dan menyebut nama-Nya itu sambil menghilangkan nyawa yang tak berdosa itu dikatakannya itu benar...?!, yang bukanlah itu sangatlah berdosa...!!!, apalagi jika kepentingan pribadi itu dilakukan hanya untuk memenuhi kepuasan diri semata, yang sehingga melakukan perampasan yang bukan pada haknya pula, yaitu dengan berdalih dari atas hukum undang-undang Negara dan pula pada ajaran  agama kalian yang “katanya” membenarkannya itu, sehingga kalian menghalalkannya dengan segala cara... Dustalah orang itu kepada Tuhan nya dan Bertoubatlah...!!!

HENTIKANLAH PERBUATAN NISTA ITU, MAKA BERSUJUDLAH KALIAN DAN MEMOHON AMPUNLAH KEPADANYA, KARENA HARI PEMBALASAN YANG TERAKHIR INI SUDAH DI AMBANG PINTU GERBANG PADA SAAT INI BERADA.

MAKA SANGHYANG DHARMASAKSI PUN AKAN DAPAT MELIHAT DAN MENDENGARKANYA APA YANG KALIAN UNGKAPKAN, YANG KEMUDIAN ITU AKAN DIJADIKANNYA PERTANYAAN YANG KELAK KALIAN HARUSLAH MENJAWABNYA PULA.  

Dengarlah wahai para pemimpin di negeri Nusantara ini berada siapapun dia,.... ketahuilah mulai saat ini.... janganlah kemunafikan itu terus dikibarkan didalam dada.... maka ingatlah jika atas Kuasa-Nya engkau akan terpuruk hingga sampai ke 18 keturunanmu, yang kelak akan menjadi sengsara yang memprihatinkan itu terjadi.... dan ingatlah pada putaran roda itu berada dimana Sang Maha Penciptalah yang memutarkan rodanya itu tertanda berputar... maka pahamilah sebelum roda kalian itu terhenti dengan sangat memilukan, dan atau masihlah berputar roda itu pada porosnya yang tidaklah lagi seimbang yang kelak pula akan dibuatnya itu terjadi.... Maka bertoubatlah kalian secepat mungkin, dan memohon lah Ampunan-Nya

Inilah pesan tertulis atas izin-Nya di Akhir Zaman...

Surat: ISRAFIL di Akhir Zaman

         Demi Langit dan Bumi beserta isinya itu ada, dan diantara penjuru yang tidaklah ber’ujung di angkasa.

         Sesungguhnya apa yang Aku tiupkan sebagai Terompet Sang Sakakala diakhir zaman, adalah sebagai pula peringatan akan adanya waktu sebagai penutup zaman diakhir zamannya itu tertanda,

         yang menjadikannya manusia itu terhukum atas kesalahan-kesalahannya yang mereka itu perbuat, sehingga kesengsaraan itu sangatlah menjadi berarti atas dari hukuman yang ia dapatkan, yang pula dibangkitkannya mereka itu yang sudah tiada dari dalam kuburnya.

         Dan sesungguhnya kepada mereka yang melewati rintangan hidup diakhir zaman dengan melaksanakan suatu kebaikkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang sangat beruntung dan sangatlah berbahagia,

         yaitu mereka yang telah menyaksikannya diantara perputaran roda waktu itu tertanda ada,  adalah janji yang sudah tertulis didalam Kitab-Kitab Suci-Nya atas izin Tuhan kalian itu terjadi.

         Sesungguhnya kembali, tidaklah menjadikannya mereka itu bahagia, yaitu kepada orang-orang yang tersesat pada masa zamannya yang belum berakhir itu atas izin-Nya.

         Dan kepada mereka itu yang melakukan perbuatan kebaikan, maka akan diberikannya kemudahan dan kebahagiaan serta kenikmatan dari Tuhanmu itu, yang akan disediakannya pula kemakmurannya yang sangatlah berlebih,

         dan lalu kepada mereka yang melakukan suatu keburukan, maka hukuman dari kejahatannya pun akan dia dapatkan,

         sehingga mereka itu akan menjadi pengemis yang lebih buruk diantara para pengemis itu berada diantara jalan-jalan lorongnya,

         dan tidaklah pula ada yang berdaya guna membantu mereka itu dari atas perbuatan kejahatannya yang mereka itu buat atas kesombongan dari  perbuatan yang ia lakukannya.

         Oleh karena itu wahai orang-orang yang berbudi tinggi, janganlah mengingkari apa yang sudah tergaris dengan jelas apa yang Tuhanmu katakan didalam Kitab-Kitab Sucinya bersabda,

         niscaya kepada orang itu yang tidak mengingkari-Nya akan mendapatkan kenikmatan yang tak terhingga, dan duduk diantara para darmawan serta para pejabat yang berkuasa kala di zaman baru itu tiba.

         Dan tidaklah mereka itu mengerti, jika itu semua adalah cobaan dari Tuhan kalian?,

         dan tidaklah pula kalian pahami kembali, bahwa apa yang tergaris didalam kitab suci kalian itu sesungguhnya adalah mengajarkan kalian hidup sebagai bekal sebelum kalian terpangku bersendiri didalam perut buminya,

         dan haruslah kalian pula memahami, bahwa perbuatan saling menyayangi itulah yang harus kalian junjung hingga tinggi, niscaya hidupmu pun akan berbahagia.

         Maka setelah kalian pahami kembali, apa yang sudah tertulis didalam Kitab Suci-Nya, hendaknya Kitab Suci itu haruslah dikembalikannya kembali kepada Tuhanmu itu,

         dan menjadikannya pedoman ayat demi ayat yang terbaik itu adalah sebagai langkah hidup didalam keseimbangan dan kesejahteraan dizamannya.

         Maka jika kalian memahami itu semua, sesungguhnya kalian itu telah mengenali sifat atas kehendak Tuhanmu itu,

         yaitu dengan memahami kembali diantara bencana demi bencana itu tertanda atas perjalanannya,

         yang diantara gunung-gunung itu telah bergemuruh dengan asapnya yang mencari jalannya, air yang pasang dari lautan dan juga dari pegunungannya,

         dan terjadinya masa waktu peperangan (lahir bathin) itu terjadi, serta angin yang berhembus sangatlah kencangnya.

         Siang pun menjadi gelap gulita, musim waktu tidaklah tepat waktunya, banyak hama yang merugikan pertaniannya, banyaklah manusia yang merubah kodratnya pula,

         banyak pula manusia yang tersesat, dan banyaklah lagi manusia yang mengaku dititah oleh Tuhannya,

         banyak wanita yang melahirkan tanpa pasangannya, dan banyak pula wanita yang mengingkari pasangannya,

         banyaklah minuman yang beraneka ragam memabukkan, banyaklah batu yang jatuh dari langit tanpa tersadari,

         dan banyaknya lagi diantara gerhana bulan, dan serta yang lain itupun pertandanya ada.

         Sesungguhnya kembali atas kuasa Sang Maha Pencipta Alam Semesta,
     diperintahkannya kamu untuk memahami semua atas kejadian-kejadian itu, maka sesungguhnya kembali kamu itu telah memahami Tuhanmu itu yang sebenarnya atas kekuasaan-Nya berada, 

         yang menjadikan peringatan itu seperti layaknya engkau ditimang dikala engkau seperti bayi dengan penuh rasa kasih sayang-Nya,

         dan disebutkanlah orang-orang itu yang tunduk akan peringatannya, adalah orang-orang yang sedang menuju ketingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

         Demi langit dan bumi beserta isinya, dan demi Tuhanmu yang engkau puja dan serta para malaikat dan juga para junjungan (Nabinya), dan serta para orang tuamu sebelum kamu itu dilahirkan,

         semoga Tuhan kalian itu memberikan suatu jalan didalam penerangan dan diberikannya pula suatu perdamaian atas restu dan nikmatnya pula.

         Maha benarNya Sang Maha Pencipta Alam Semesta atas segala firman-Nya.


Dan Sanghyang Dharmasaksi ucapkan Pamit undur diri... Rampes.

Dikirim pada hari Buda Kliwon Batara Candra (Gumbreg)
Di Lebak Cawene Semarang Tembayat Berseri.
Ttd,


Sanghyang Dharmasaksi

Ket :

Semarang = Semar/Rumah/Bumi  Ang/Dewa – Tembayat = Tempa Baiat Ayat Tuhan.



SEMOGA BERMANFAAT KEDALAM PERADABAN BARU TIBA
King of the World