SABDA 12 - Mei - 2012


SABDA SANGHYANG DHARMASAKSI

Inilah sabda Sanghyang Dharmasaksi turun, menjelaskan kembali atas Amanah dan Petunjuk dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta guna dipahami oleh orang banyak di Nusantara dan juga di dunia, yang menjabarkan kembali dengan sesungguhnya dan harus di mengerti  maksud dari tujuan yang sudah tergaris pada seluruh Kitab Suci serta Sastra yang ada tersebar di seluruh dunia berada.

Sanghyang Dharmasaksi adalah saksi utama yang diperintahkanNYA sebagai memegang langsung atas amanahNYA dimaksud, oleh Sang Maha Pencipta Alam Semesta Alam Raya ini guna untuk mempertegas kembali akan makna dari tafsir demi tafsir sesungguhnya itu sebagai pertandanya ada. Baik itu tanda – tanda yang sudah terbukti kuat sebagaimana pula disebut pada akhir zaman yang terbukti dan tergaris  didalam tafsir pada Kitab Suci dan Sastra itu tertulis pada kenyataannya tertanda.

Ditampilkannya Sanghyang Dharmasaksi, sesungguhnya memiliki wujud manusia yang sama seperti manusia pada umumnya, guna untuk menperjelas dan menerangi atas jalan pemikiran manusia yang semakin hari semakin tidaklah menentu akan arah pandangnya, baik itu tentang penjabaran akan alam semesta dan serta pula mengartikannya tafsir demi tafsir pada Kitab Suci dan Sastra dimaksud yang sudahlah sangat jauh atas menyimpangkannya dalam pemahaman oleh segelincir manusia yang sangat keblinger itu. Sehingga yang bukan atas KehendakNYA, manusia  itu sendirilah yang merusak nama besarNya dimaksud terjadi kini, maka terjadilah kini atas penyesatan moral dan etika yang tidaklah dapat terbendung lagi itu tertanda, niscaya... jika tidak secepatnya dirubah dan mengikuti atas arahan pada Kitab SuciNYA itu dimaksud, maka akan terjadilah tragedi yang sangatlah memilukan, seperti halnya Guatemala atau didalam penjabarannya yaitu adalah :
Gua = Lubang / Ta = Besar / Mala – Keburukan atau :
LUBANG YANG SANGAT BESAR DAN DALAM ATAS KEMURKAANNYA SERTA KEHANCURAN ITU AKAN TERTANDA DAN TERJADI.
Seperti halnya Negara Guatemala itu sebagai isyaratnya dengan titik lubangnya pula sebagai pertandanya.

Tulisan diatas bukanlah prediksi belaka dan pula ramalan semata, akan tetapi sudahlah menjadi takdir jika manusia tidaklah merubah atas jalan pola pemikirannya saat ini yang sudahlah tersesat, seakan tulisan didalam Kitab Suci itu seperti halnya sudahlah pernah terjadi pada dahulu kala.
Padahal... Negara Indonesia ini barulah seumur jagung atas kemerdekaannya yang semu saat ini dilalui dalam prosesnya.
Jika demikian, maka kita diwajibkanlah melihat kembali kebelakang pada abad ke 18, apakah memang sudah ada sebanyak 150 negara dikala pada abad itu berada ?. Kini barulah memasuki abad ke 21 dimana abad baru itu sebagai penentu yang sudahlah terhitung berkisar 183 negara.
Maka jika berhitung kembali atas peradaban yang di akui oleh dunia pada abad ke 18 pastilah kurang dari 150 yang terbentuk.   
(Perlulah anda semua ketahui, bahwa Hadits pun mengatakan : Kelak Beliau yang disebutkan sebagai UtusanNYA, akanlah memimpin sebanyak 150 Negara dibelahan dunia ini sebagai pertanda, dan beberapa Negara yang tidak bergabung  masih memiliki satu atap dalam perekinomiannya. Demikianlah hadits dan sastra itu mengatakannya dengan tegas, dan jika dipungkiri sama seperti halnya anda menginjak-injak Kitab Suci itu sendiri).

Tidaklah Sanghyang Dharmasaksi merendahkan apa yang sudah tergaris berdasarkan hukum sebab akibat atau hukum karma yang tergaris itu dimaksud guna untuk dipelajari sebagaimana pula panduan hidup manusia saat kini ada, akan tetapi Sanghyang Dharmasaksi mempertegas dan menjelaskan dengan serinci-rincinya atas maksud dalam suatu penjabaran yang tertuang pada Kitab Suci dan pula Sastra itu berada  dengan sejujurnya atas Amanah PerintahNYA pula.
Dan serta mengingatkan kembali tentang adanya suatu fenomena yang sedang terjadi di dunia ini,  terutama di Nusantara pada khususnya berada, baik itu iklim yang drastis yang berubah total oleh fenomena atau bahkan pula bencana demi bencana yang menghantui seluruh umat manusia kini tertanda nyata ada. (bagai tidur dimalam hari di atas ujung tanduk dan bukanlah di atas kekayaan bumi pertiwi ini).

Diakui atau tidak diakui, Sanghyang Dharmasaksi kini sudahlah turun untuk menjabarkan kembali sebagaimana atas PerintahNYA pula, yang haruslah mempertegas apa yang sepatutnya harus dipahami oleh seluruh umat manusia di Nusantara dan di dunia. Maka, janganlah dihina tulisan ini atas AmanahNYA tertanda nyata, karena TELAGA AKAN TERBELAH KEMBALI DAN TERJADI KELAK SANGAT MENYEDIHKAN.

Sehat lahir batin, adalah kunci utama sebagai dasar guna untuk memperjelas kembali tentang Amanah ini dituliskan guna dipahami orang banyak, walaupun ada segelincir manusia yang berusaha kuat berbuat jahat guna untuk mengurung Sanghyang Dharmasaksi didalam sebuah sangkar, supaya terbelenggu dan tidaklah berdaya untuk menjelaskan kembali atas AmanahNYA itu kini tertanda.
Akan tetapi perbuatan itu hanyalah sia-sia belaka, karna bukanlah atas kehendak oleh alam ataupun Sang Maha Pencipta Alam Semesta ini sebagai penghukumnya.
Maka jika terjadi dan dipaksakan atas dari ke egoan oleh manusia yang berhati iblis dengan maksud jahatnya itu, niscaya... bumi ini akan menanggung penderitaan yang sangatlah memilukan dan terkutuk hingga 500 tahun kedepannya. Sehingga mengulangi peradaban seperti dahulu kala itu terjadi kembali yaitu pada abad ke 14 yang dahulu banyaklah manusia yang tidak lagi berbusana pada tubuhnya atas kebodohannya itu terjadi, serta kelak pula diselimutinya tubuhnya itu dengan penyakit yang sangat menjijikkan dan pastilah terjadi sebagai imbalannya.
Tubuh manusia itupun akan menjadi lebih cepat tua seperti halnya berusia 60 tahun saja, padahal barulah berusia berkisar 20 tahun atas kehidupannya, yang dikarnakannya terjadi oleh beragam macam bentuk radiasi – virus – kekurangan air bersih – pangan dan banyaklah hal-hal yang sangat mengerikan akanlah nyata terjadi.
Seperti itulah jika manusia memungkiri atas kehendakNYA berada yang sudah tergaris didalam SabdaNYA tertanda nyata jika di inginkan manusianya kini. (sia-sialah penyelamatan itu kini sebagai pertandanya yang tertulis pada Kitab Suci serta Sastra itu berada)

Demikianlah ungkapan diatas sebagaimana Sanghyang Dharmasaksi menyatakan sudahlah turun untuk mempertegas dari maksud dan tujuan atas PerintahNYA sebagai UtusanNya pula.
Dan dibawah ini mempertegas kembali riwayat yang tertulis pada Seluruh Kitab Suci dan pula Sastra yang terkaji dimaksud itu, untuk dipahami oleh seluruh banyak manusia di Nusantara dan juga di dunia.

Kisah penjelasan :

Pada tanggal 12 mei 2004 yaitu pada hari jumat wage atau tertanggal 17 rabiul awal, disebutkanlah bahwa Sanghyang Dharmasaksi kawin dilebak cawene, disebutkan didalam sastra Wangsit Prabu Siliwangi itu terkutip dan tertandai, bahwa : katurunan dari Tapak Ki Santang yang kawin dilebak cawene, tertulis dalam amanahnya adalah : Ulah sinatalangke telaga bakal bedah / janganlah dihina, maka telaga akan terbelah, maka hentakan tsunami itu memang benar – benar terjadi dan terbukti.
Penjabaran kawin dimaksud, adalah ruwatan raga diri sebagai pula pensucian raga dengan upacara itu  dimaksud, atau terproses sebagai kelengkapan upacara kepada manusia lahir yang tahu diri atas cikal bakalnya menjadi manusia seutuhnya.
Didalam Kitab Suci disebutkanlah pula sebagai pernikahan suci/ ruwatan suci , maka pernikahan itu disebutkanlah sebagai kesakralan guna untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta Alam semesta sebagaimana pula amanah dari para orang tua masa lalu /leluhur atas perintahNYA yang haruslah dilakukannya.

Pada tanggal 10 februari 2012 pada hari Jumat Wage 17 Rabiul Awal, maka sudahlah terhitung 8 tahun pada tahun jawa atau hijriyahnya yang sudahlah memasukinya, yang terkutip pula oleh sabda Jaya Baya yaitu : Sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu  dan tepat pada waktu itulah fenomena diangkasa memang terjadi yang sangat menakjubkan, yang dihiasi oleh bintang – bintang yang bersinar sangatlah terang, gerhana matahari dan bulan pun terjadi seketika, timbulnya bintang pari yang sangat panjang menjelajahi angkasa, serta penampakan bintang kemukus itu terjadi pada pukul 02.00 hingga 04.00 wib, yang kemudian berdatangkannya mahluk dari luar peradaban manusia yang tidak banyak manusia ketahui, yang disebutkannya adalah sebagai Alien dengan pesawatnya yang disebut pula UFO sebanyak 7 pesawat di angkasa Jabodetabek (Gn.Salak Parahyangan) berada guna mengitarinya ( saksipun ada ).
Kini sudahlah terbukti apa yang sudah tergaris pada sastra tersebut itu menjadi tertampak ada.(seperti semut yang berbisa / seperti halnya nyamuk mematikan / DBD yang disebutkan pula dalam Sastra Jaya Baya itu tertulis)

Kini untuk mempertegas kembali akan turunnya Sanghyang Dharmasaksi kembali tertanda, maka pada tgl 12 mei 2012 menyatakan diri kembali melalui media website ini sebagai tertandanya, bahwa Sanghyang Dharmasaksi kini sudahlah turun guna untuk melindungi yang ingin dilindungi, bukan melindungi yang sudah menzolimi Kitab-Kitab SuciNYA jika masih belumlah mereka itu sadar, maka mereka itu dinyatakannya adalah sebagai musuh dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta itu sendiri serta pula musuh dari para leluhurnya yang suci itu di alam baka kelak, dan kelak menjadi musuh oleh Sanghyang Dharmasaksi pula dialam baka yang tidaklah mati untuk kedua kalinya.

Semogalah mereka manusia seperti itu dapatlah bertahan hidup dan berumur panjang dimanapun dia berada, yaitu supaya kelompok manusia itu dapat merasakan atas penyimpangan dan penyesatan yang ia lakukan bersama para keturunannya atas kesalahannya guna menebusnya kelak.
Jika secepatnya sadar para manusia itu, maka gemah ripahlah Nusantara ini berada dan pula disegani oleh seluruh Negara luar, dan serta terbuktilah apa yang sudah tergaris didalam Kitab Suci sebagai Pemimpin ke 150 negara di dunia atas  perkembangan kekuatan Laskar Tentara AU-AD-AL dan Laskar Bayangkara yang menjadi acuan nyata dalam sastra yang terkaji itu dimaksud tertanda ada yang terkaji pada Sastra Nagarakerthagama.

Didalam penjabaran seluruh Kitab Suci dan Sastra yang tergaris itu terjadi, sesungguhnya hanyalah (1) satu wujud saja yang tampil sebagai UtusanNYA ada, dan tidaklah ada keduanya yang tampil sebagai utusanNYa itu tertanda berada.

Disebutkanlah dalam Kitab Suci dan Sastra yaitu bahwa :

Sang Dewa Wisnu sebagai Penguasa Air, Sang Dewa Brahma sebagai Penguasa Api, Sang Dewa Ganesha sebagai Penguasa Bumi, Sang Israfil Peniup Terompet Sangsakakala sebagai Penguasa tanda (Fil = Gajah), Sang Gajah Madha sebagai penguasa tehnologi atas sumpah palapanya, Sang Yesus Kristus sebagai Penguasa Penyelamatannya, Sang Budha Gautama sebagai Penguasa Budi Pekerti (ahlak), Sang Rasullulah sebagai Penguasa atas Utusannya, Sang Raden Wijaya atau Prabu Mina Jingga (ikan Jingga) sebagai Penguasa Kesejahteraan, Sang Aladin sebagai Penerang kisah, Sang Imam Mahdi sebagai Sang Pengarahnya, Sang Raden Bandung Bandawasa sebagai keperkasaannya, Sang Pendeta Tong Sam Cong sebagai simbul dalam perjalanannya, dan masih banyak lagi dalam penyebutannya seperti halnya disebut Budak Angon / Cah Angon, Krisna, Parikesit, Ratu adil dan lain-lainnya dalam sastra yang terkaji.

Maka pahamilah seperti halnya istri / pasangannya yang dimaksudkannya itu sebagai pendampng kelengkapannya, seperti : Wisnu dan Brahma adalah Laksmi dan Saraswati, Rdn Wijaya / Patih Gajah Madha / Prabu Mina Jingga adalah Dara Jingga dan Dara Petak atau Dewi Kencana Ungu wiru serta Dewi Anjasmara , Yesus Kristus adalah di sebut Bunda Mariam dan Putri Raja, Muhammad adalah Hadijah dan Aisyah, Krisna adalah Rukmini dan Dewi Dursilawati, Rdn Bandung Bandawasa adalah Roro Jonggrang (dua wanita sebagai petinggi), Aladin adalah disebut sebagai ibunya dan putri Yasmin (seperti kisah Yesus itu terjadi atau Rdn Bandung Bandawasa), dan banyak lagi yang terkutip pada Sastra tersaji.

Penyebutan diatas dimaksud hanyalah satu (1) wujud atas kehendakNYA ada sebagai utusanNYA, yang disesuaikan dengan versi cerita untuk ramalan kedepan kala itu dituliskannya sebagai bekal yang harus dipahami oleh orang banyak di Nusantara, baik itu versi Kitab Suci dan Seloka Sastra itu tertanda ada.

Jika tidak dipahami pula oleh orang banyak kini tentang adanya simbul Patih Gajah Madha, Dewa Ganesha serta sebagai penyimbulan Dewa Tampil dengan gelarnya sebagai penguasa : Air – Udara – Tanah (darat), maka yang disebut Laskar Tentara dan Laskar Bayangkara tidaklah akan sempurna tanpa Panglima tertingginya itu tertampil dimaksud sebagaimana pemilik simbulnya itu berada kini.
Begitu pula tertulis dalam Kitab Suci serta Sastra, tentang dunia yang bercikal bakal dari Nusantara yang sudah berusia 7000 tahun ini akanlah menjadi hampa dan sangatlah menyedihkan kelak terjadi.
Niscaya akan terjadi secepatnya jika manusia semuanya munafik, karna ini adalah AmanahNYA yang harus disampaikan kepada orang banyak di Nusantara, jika manusia itu menzolimi seluruh tanta – tandaNYA ada dan pula utusanNYA kini berada.

Bercikal peradaban dari Nusantara pada awal mulanya terproses peradaban itu terjadi hingga ke seluruh dunia, maka manusia Nusantaralah yang bertanggung jawab kembali guna pembenahan ekosistem di dunia ini berada. Jika dipungkiri, marilah kita menghitung waktu demi waktu kelak yang terjadi. (mungkin anda tidak akan merasakan, tetapi keturunan anda yang akan merasakannya kelak kepahitan itu akan terjadi jika memungkiri).

Dengarkanlah sekali lagi : Janganlah dihina kembali tulisan ini, maka kalian dan keturunan kalian yang akan menanggung akibat akan dosanya.
Yang mendadak mati terkena bencana sudahlah tersaring berdasarkan kehendakNYA. Yang tidak mati, maka berpikirlah kedepan untuk anak cucunya kelak, camkan itu.

Demikianlah penjabaran tentang penjelasan atas keterangan dimaksud diatas tertuliskan, semoga orang banyak di Nusantara haruslah secepatnya memahami atas Amanah ini tertanda, serta janganlah menengok kebelakang lagi, karena materi atau uang tidaklah berarti untuk kehidupan nanti jika terabaikannya atas kutipan Seluruh Kitab Suci dan Sastra itu tergaris terjadi.
Salamku, salam untuk dunia.


Lebak Cawene Semarang Tembayat Berseri
Dikirim pada hari Jumat Kliwon 11 – 05 – 2012.
Ttd,



Sanghyang Dharmasaksi

Ket :
Tulisan ini sangatlah sakral.... janganlah bertindak gegabah untuk menghapusnya dan atau merubah isi bentuk tulisannya. (berpikirlah dengan jernih untuk anda dan keturunan anda kelak.